counters

Sabtu, 20 Juli 2013

Bupati dan DPRD Majene Tinjau Pulau Lere-lerekang


Bupati dan DPRD Majene Tinjau

Pulau  Lere-lerekang

MAJENE — Harapan Kabupaten Majene meraih pendapatan dari hasil pengelolaan minyak dan gas, segera terwujud. Pearl Oil selaku perusahaan yang memenangkan tender pengelolaan potensi migas di sekita Pulau Lere-lerekang. Tadi malam, 3 Juni, sekra pukul 20.30 Wita, rombongan Pemkab Majene meninggalkan dermaga Majene menuju pulau Lere-lerekang di Selat Makassar. Rombongan terdiri dari kurang lebih 40 orang yang dipimpin Bupati Majene Kalma Katta. Mereka menumpangi kapal KM Napoleon. “Setelah pertemuan di Surabaya dengan Pearl Oil, kami mendapat informasi bahwa di dekat pulau Lere-lerekang dibangun kilang. Dan sesuai dengan rencana, Pemkab Majene akan rutin mengunjungi pulau Lere-lerekang. Maksudnya, dengan informasi tersebut kunjungan yang keempat ini dipercepat. Pertimbangan lainnya, saat ini cuaca lumayan baik,” kata Kalma Katta. Pelayaran kali ini cukup ramai, selain diikuti Bupati Majene, juga beberapa kepala SKPD, mantan Bupati Majene yang juga Anggota DPRD Sulbar M Darwis, anggota DPRD Majene, kepolisian, dan TNI, juga ikut. Menurut Komisi II DPRD Majene yang juga Ketua Tim Advokasi Lere-lerekang, Rusbi Hamid, kunjungan ini akan semakin mempertegas komitmen pemerintah, DPRD, dan maayarakat Majene akan kepemilikan
pulau tersebut. “Perlu segera upaya legalitas Pulau Lere-lerekang paska putusan MA, yakni dengan menerbitkan keputusan Mendagri tentang penetapan pulau tersebut sebagai milik Sulbar,” sebut Rusbi. Perlu diketahui, Pulau Lere-lerekang berjarak 105 mil dari pesisir Majene. Dibutuhkan waktu 9-10 jam menuju pulau itu jika menggunakan kapal dengan kecepatan 1 knot. Letak kilang migas itu sendiri tidak persis berada di Pulau Lere-lerekang, melainkan 18 kilometer sebelah timur pulau itu atau berada diantara Lere-lerekang dan Majene.
Lapangan Ruby
Blok migas di perairan Pulau Lere-lerekang di kenal dengan istilah Lapangan Ruby. Operator kilangnya adalah Pearl Oil Ltd. Di blok ini rencananya Pearl Oil akan memproduksi gas bumi sebesar 100 juta kaki kubik per hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) pada
Oktober 2013. Seluruh hasil produksi dari lapangan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Lapangan Ruby dirancang untuk memproduksi gas sekitar 214 miliar kaki kubik atau Billion Cubic Feet (BCF) selama 10 tahun. Laju produksi tertinggi hingga 100 MMSCFD akan berlangsung selama empat tahun. Produksi berasal dari enam sumur. Konsep pengambangan lapangan adalah pembangunan sistem proses terintegrasi yang terdiri dari enam slot Wellhead Platform (WHP) yang terhubung dengan jembatan ke Process and Quarters Platform (PQP) yang terletak di laut dengan kedalaman 60 meter. Gas dan kondensat yang sudah diproses untuk memenuhi spesifikasi penjualan dikirim melalui pipa diameter 14 inci sepanjang 312 km ke Terminal Senipah di Kutai Kartenegara, Kalimantan Timur (Kaltim), yang dioperasikan Total E&P Indonesia. Gas kemudian disalurkan ke PT Pupuk Kaltim melalui jalur
pipa sistem gas Kaltim. (*Sumber Berita Radar Sulbar*)


0 komentar:

Posting Komentar